Rabu, 11 Januari 2012

Rindu

Kekasihku, semakin hari semakin aku merindukanmu
Bayang-bayangmu selalu terlintas dipikiranku
Menyertaiku di setiap waktuku
Membuatku ingin selalu bersamamu.

Mungkin hanya dirimu yang bisa mengobati
Rasa rinduku yang membara ini
Yang kadang tak terkendali
Membutakan mata dan tak bisa menahan diri.

Sekarang yang ku inginkan
Mencium dan memelukmu dengan erat
Merasakan rasanya kehangatan cinta
Yang membuat kita mabuk kepayang.

Kekasihku, aku akan menjemputmu
Jadi bersabarlah menungguku
Ku yakin kita pasti ‘kan bertemu
Saling mengobati rasa rindu.


Created By : Agus Setiawan

Senin, 02 Januari 2012

Sistem dalam Memahami Apa yang Dibaca


SISTEM MEMBACA SQ3R
Membaca adalah aktivitas yang komplek dengan mengarahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi : orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat. Kita tidak dapat membaca tanpa menggerakkan mata atau tanpa menggunakan pikiran kita. Pemahaman dan kecepatan membaca menjadi amat tergantung pada kecakapan dalam menjalankan setiap organ tubuh yang diperlukan untuk itu.
Kemampuan tiap orang dalam memahami apa yang dibaca berbeda. Hal ini tergantung pada pembendaharaan kata yang dimiliki, minat, jangkauan mata, kecepatan interpretasi, latar belakang pengalaman sebelumnya, kemampuan intelektual, keakraban dengan ide yang dibaca, tujuan membaca dan keluwesan mengatur kecepatan.
Sejak lima puluh tahun terakhir para ahli psikologi pendidikan telah menyelidiki cara-cara membaca yang efisien dan mengemukakan beberapa sistem, diantaranya :
1.         SQ3R : Survey, Question, Read, Recite, dan Review.
2.         SQ4R : Survey, Question, Read, Recite, Rite, dan Review.
3.         POINT : Purpose, Overview, Interpret, Note, dan Test.
4.         OK4R : Overview, Key ideas, Read, Recite, Review, dan Reflect.
5.         RSVP : Review, Study, Verbalize, dan Preview.
Salah satu yang paling banyak dikenal orang adalah SQ3R. Secara umum sistem-sistem yang dikemukakan oleh para ahli itu memakai pendekatan yang sama yang membuat kita aktif dan bertujuan dalam menghadapi bacaan. Teknik-teknik yang diberikan dimaksudkan untuk menemukan ide pokok dan detail penting yang mendukung ide pokok serta mengingatnya lebih lama. Dalam menemukan pokok-pokok penting kita perlu menguasai pedoman kecil SQ3R.
Sistem membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson tahun 1941, merupakan sistem membaca yang semakin populer digunakan orang. SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah :
1.         Survey
2.         Question
3.         Read
4.         Recite (atau recall)
5.         Review
Dalam sistem SQ3R ini, sebelum mambaca terlebih dahulu kita survey bacaan untuk mendapat gagasan umum apa yang kita baca. Lalu dengan mengajukan beberapa pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya kita harapkan terdapat dalam  bacaan tersebut kita akan lebih mudah memahami bacaan. Dan selanjutnya dengan mencoba mengutarakan dengan kata-kata sendiri pokok-pokok pentingnya, kita akan menguasai dan mengingatnya lebih lama.

Langkah 1 : S-Survey
Survey atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara lengkap. Survey dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca dengan tujuan untuk :
1.         Mempercepat menangkap arti,
2.         Mendapatkan abstrak,
3.         Mengetahui ide-ide yang penting,
4.         Melihat susunan bahan bacaan tersebut,
5.         Mendapatkan minat perhatian yang seksama terhadap bacaan, dan
6.         Memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.
Prabaca dilakukan hanya beberapa menit, tetapi dengan cara yang sistematis kita cepat menemukan ide-ide penting dan organisasi bacaan. Hal ini akan sangat membantu mencapai tujuan kita membaca. Selain itu prabaca juga digunakan untuk melihat suatu artikel di koran atau majalah dan menimbang-nimbang buku di perpustakaan atau di toko buku untuk mengetahui :apakah tulisan atau buku ini cocok dengan kebutuhan? Tidak terlalu sulit? Atau terlalu dangkal? Apakah cocok dengan literature yang disarankan?
Survey Buku
Dalam prabaca buku, tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah memperhatikan judul buku dan mengajukan pertanyaan tentang topik yang terkandung di dalamnya. Lalu melihat nama penulis dan atributnya yang biasanya memberikan petunjuk isi tulisan. Untuk melihat aktualitasnya, lihat tahun penerbitnya. Kalau ada, baca juga sampul buku bagian belakang yang memuat pesan penerbit mengenai hal yang penting dari buku. Tahap berikutnya adalah sebagai berikut :
1.         Telusuri daftar isi,
2.         Baca pengantar,
3.         Lihat table, grafik, dll. Bagian buku ini dapat memperjelas dan mempercepat pemahaman isi buku.
4.         Apendiks. Jangan dilupakan suplemen atau apendiks yang biasanya memberi tambahan informasi yang berharga ketika kita membaca.
5.         Telusuri indeks. Dapatkan kata-kata kunci untuk mencocokkan dengan tujuan dan kebutuhan kita.
Survey Bab
Survey bab dilakukan dengan langkah-langkah berikut :
1.         Perhatikan paragraf pertama dan paragraf akhir. Kadang-kadang penulis menggunakan paragraf itu untuk menyampaikan apa yang akan dibicarakan dalam bab itu atau ringkasan dari kesimpulan bab itu.
2.         Ringkasan. Ikhtisar atau ringkasan tentang bab terkadang diberikan oleh penulis di bagian tersendiri.
3.         Subjudul. Subjudul banyak memperjelas isi bab. Dengan adanya subjudul, pembaca semakin mengetahui hubungan bagian-bagian isi buku itu.

Langkah 2 : Q-Question
Bersamaan pada saat survey, ajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan itu, dengan mengubah judul, subjudul, serta sub dari subjudul menjadi suatu pertanyaan. Gunakan kata-kata 5W+1H, seperti siapa, apa, kapan, dimana, mengapa dan bagaimana. Dengan adanya berbagai pertanyaan itu cara membaca kita menjadi lebih aktif dan lebih mudah menangkap gagasan yang ada daripada kalau hanya membaca asal membaca.

Langkah 3 : R-Read
Setelah melewati tahap survey dan timbul beberapa pertanyaan yang anda harapkan akan mendapat jawaban di bacaan yang anda hadapi, langkah berikutnya adalah : Read (membaca). Jadi, membaca itu baru langkah ketiga. Cara membacapun bukan sperti cara membaca novel, hanya mengikuti apa yang sedang berlangsung, melainkan secara kritis.
Pada tahap ini, konsentrasikan pada penguasaan ide pokok serta detail yang penting, yang mendukung ide pokok. Perlambat cara membaca anda di bagian-bagian yang penting atau yang anda anggap sulit dipercepat kembali pada bagian-bagianyang tidak penting atau yang telah anda ketahui. Pada tahap membaca ini ada 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1.         Jangan membuat catatan-catatan. Ini akan memperlambat anda dalam membaca. Selain itu juga berbahaya, catatan anda itu bisa jadi hanya mengutip kata-kata penulis saja.
2.         Jangan membuat tanda-tanda seperti garis bawah pada kata yang di anggap penting oleh kita. Kalau memang ada yang dianggap  penting cukup dengan memberi tanda silang di pinggir halaman dulu, kemudian nanti dapat di cek lagi.

Langkah 4 : R-Recite atau Recall
Setiap kali membaca suatu bagian, berhentilah sejenak. Dan cobalah menjawab pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal-hal penting dari bab itu. Pada kesempatan itu, anda dapat juga membuat catatan seperlunya. Jika masih mengalami kesulitan, ulangi membaca bab itu sekali lagi.

Langkah 5 : R-Review
Daya ingat kita terbatas, sekalipun pada waktu membaca 85% kita menguasai isi bacaan, kemampuan kita dalam waktu 8 jam untuk mengingat detail yang penting tinggal 40%. Dan dalam tempo 2 minggu pemahaman kita tinggal 20%. Oleh karena itu, jangan anda lewatkan langkah terakhir ini : Review. Setelah selesai keseluruhan dari apa yang harus dibaca, ulangi untuk menelusuri kembali judul-judul dan subjudul dan bagian-bagian penting lainnya dengan menemukan pokok-pokok penting yang perlu diingat kembali. Tahap ini selain membawa daya ingat dan memperjelas pemahaman juga untuk mendapatkan hal-hal penting yang barangkali kita lewati sebelum ini.


Oleh : Dede Nora Sumirat (Mahasiswa semester 5 jurusan PGSD UPI Kampus Sumedang)
Majalah Pendidikan Andika (Anak dan Pendidikan Kita) tahun II, Edisi 15, Agustus 2011 ; hal. 6-7
Penerbit : CV. BANGKIT MANDIRI

Konsep Operasi Pada Bilangan Cacah


2.1  KONSEP BILANGAN CACAH
Bilangan cacah didefinisikan sebagai  bilangan yang digunakan untuk menyatakan cacah anggota atau kardinalitas suatu himpunan. Jika suatu himpunan yang karena alasan tertentu tidak mempunyai anggota sama sekali, maka cacah anggota himpunan itu dinyatakan dengan “nol” dan dinyatakan dengan lambang “0”. Jika anggota dari suatu himpunan hanya terdiri atas satu anggota saja, maka cacah anggota himpunan tersebut adalah “satu” dan dinyatakan dengan lambang “0”. Demikian setersnya sehingga kita mengenal barisan bilangan asli pencacahan himpunan yang dinyatakan dengan lambang sebagai berikut : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12, ....dst.
                        Bilangan-bilanagn 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,...dst. merupakan bilangan-bilangan cacah. Adapun lambang bilangan cacah sering dituliskan sebagai “C” sehingga himpunan yang unsur-unsurnya semua bilangan cacah disebut himpunan bilangan cacah, yaitu C = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,...dst.}. Dalam bahasa Ingris, bilangan cacah disebut, “Whole Number”, dengan lambang “N-0”.

2.2     OPERASI PADA BILANGAN CACAH
Ada beberapa operasi yang dapat diberlakukan pada bilangan-bilangan cacah. Operasi-operasi itu adalah :
a.       Operasi penjumlahan
Operasi penjumlahan pada bilangan cacah, pada dasarnya merupakan suatu aturan yang mengaitkan setiap bilangan cacah dengan suatu bilangan cacah yang lain.
Sistem bilangan cacah terhadap operasi penjumlahan ini mempunyai beberapa sifat, yaitu sebagai berikut :

1.      Sifat pertukaran
Untuk setiap bilangan cacah a dan b, berlaku : a + b = b + a.
2.      Sifat pengelompokkan
Untuk setiap bilangan cacah a,b dan c, berlaku : (a + b) + c = a + (b + c).
3.      Sifat identitas
Untuk setiap bilangan cacah a, berlaku : a + 0 = 0 + a = a.
b.      Operasi pengurangan
Operasi pengurangan sebenarnya merupakan kebalikan dari operasi penjumlahan. Jika dalam suatu situasi penjumlahan, jumlahnya dan salah satu unsur penjumlahannya sudah diketahui, maka proses penentuan unsur dalam penjumlahan yang lainnya menuntut operasi pengurangan. Oleh karena itu dalam praktiknya jika sebuah bilangan cacah a dikurangi dengan bilangan cacah b menghasilkan bilangan cacah c ditulis a – b = c (dengan catatan a lebih besar nilainya dari b), maka operasi penjumlahan yang terkait dengan itu adalah b + c = a.
Operasi pengurangan tidak memenuhi sifat pertukaran, sebab tidak untuk setiap a dan b akan berlaku a – b = b -  a. pengurangan a – b = b – a hanya akan dipenuhi oleh bilangan-bilangan yang sama, yakni a = b.
Operasi pengurangan juga tidak memenuhi sifat identitas, sebab kita dapat menentukan sembarang bilangan cacah a sehinga a – 0 ≠ 0 – a. Misalnya a = 2, maka 2 – 0 ≠ 0 – 2.
 Begitu juga operasi pengurangan juga tidak memenuhi sifat pengelompokkan. Sebab bisa diperoleh bilangan-bilangan cacah a,b dan c sehingga menghasilkan etidaksamaan (a - b) - c ≠ a - (b - c). Contohnya jika a = 8, b = 4, c = 2, maka nilai untuk pengurangan (a - b) - c =  (8 - 4) - 2 = 4 -2 = 2, sedangkan nilai untuk pengurangan 8 - (4 - 2)= 8 – 2 = 6. Sehingga jelas, 2 ≠ 6.


c.       Operasi perkalian
Operasi perkalian bilangan cacah dapat didefinisikan sebagai hasil penjumlahan berulang bilangan-bilangan cacah. Jika a dan b bilangan-bilangan cacah. Maka a x b dapat didefinisikan sebagai :
a x b = b + b + b + b +b +... + b

    sebanyak a kali
Oleh karena itu, 4 x 3 mengandung arti 3 + 3 + 3 + 3. Sedangkan 3 x 4 mengandung arti 4 + 4 + 4. Jadi secara konseptual a x b tidak sama dengan b x a, akan tetapi kalau au diliha hasilnya saja maka a x b = b x a. dengan demikian operasi perkalian memenuhi sifat pertukaran.
Operasi perkalian juga memenuhi sifat identitas. Hal ini dapat dilihat dari adanya sebuah bilangan cacah yang jika dikalikan dengan setiap bilangan cacah a maka hasilnya adalah tetap a. bilangan cacah tersebut adalah 1. Jadi, a x 1 = 1 x a, untuk setiap bilangan cacah a.
Operasi perkalian juga memenuhi sifat pengelompokkan, yaitu untuk setiap bilangan cacah a,b dan c berlaku : (a x b) x c = a x (b x c). Misalkan nilai a,b dan c berturut-turut adalah 1,2 dan 3, maka (1 x 2) x 3 = 2 x 3 = 6, dan untuk 1 x (2 x 3) = 1 x 6 =6.
Berkaitan dengan operasi penjumlahan, perkalian  ilangan cacah masih mempunyai satu sifat tertentu yang disebut sebagai sifat penyebaran (distributif). Sifat ini menyatakan untuk setiap bilangan cacah a,b dan c berlaku a x (b + c) = (a x b) + (a x c).
Sebagai contoh misalkan nilai a,b dan c berturut-turut adalah 2,3 dan 4. Maka berdasarkan sifat distributif ini, berlaku :
 A x (b + c) = (a x b) + (a x c)
 2 x (3 + 4) = (2 x 3) + (2 x 4)
 2 x 7 = 6 + 8
     14 = 14


d.      Operasi pembagian
Operasi pembagian merupakan kebalikan dari operasi perkalian. Jika sebuah bilangan cacah a dibagi bilangan cacah b menghasilkan bilangan cacah c (dilambangkan dengan a : b = c), maka konsep perkalian yang berkaitan dengan itu adalah b x c = a.
Analog dengan operasi perkalian merupakan penjumlahan berulang, maka operasi pembagian pun merupakan operasi pengurangan yang berulang. Misalkan kita ingin mengetahui hasil dari 10 dibagi 2, maka kita dapat memperoleh 10 : 1 dengan cara mengurangi 10 dengan 2 secara berulang seperti berikut :
10 : 2 = 10 - 2 - 2 - 2 - 2 – 2  (sampai tak bersisa atau nilainya nol)

                                     sebanyak 5 kali pengurangan
Dengan demikian, kita memperoleh hasil ahwa 10 : 2 = 5.
Sebagaimana dalam operasi pengurangan, dalam operasi pembagian juga tidak memenuhi sifat pertukaran, sifat identitas, sifat pengelompokkan, maupun sifat penyebaran.

A.           Kesimpulan
Bilangan cacah didefinisikan sebagai  bilangan yang digunakan untuk menyatakan cacah anggota atau kardinalitas suatu himpunan. Dalam Bahasa Inggris, Bilangan Cacah disebut “Whole Number”, dengan lambang “N-0”.  Bilangan Cacah dimulai dari angka 0,1,2,3,4,.....,dst. Adapula operasi-operasi dalam bilangan cacah, yaitu operasi penjumlahan, operasi pengurangan, operasi perkalian, dan operasi pembagian.
Dalam operasi penjumlahan dan perkalian terdapat 3(tiga) sifat yaitu, sifat pertukaran, sifat pengelompokkan, dan sifat identitas. Namun dalam operasi pengurangan dan pembagian tidak terdapat sifat tersebut.
B.            Saran
Bilangan penting bagi siswa-siswa sekolah dasar, karena itu pengantar bagi siswa untuk dapat mengerti dalam operasi-operasi bilangan. Oleh karena itu, para guru sekolah dasar harus lebih memperhatikan  para siswanya dalam belajar materi bilangan.

Posting pertama

Hai blogger, ini posting pertama saya. Saya akan mengisi blogger ini dengan catatan-catatan pribadi dan juga artikel-artikel. Semoga bermanfaat ya.......